SKOR (Studi Ekonomi Rabbani)

“Filosofi Ilmu Ekis”

Sabtu, 24 Oktober 2020, 16:00 – 17:30

Ekonomi islam sudah sejak lama diagungkan tetapi minat masyarakat terhadap ekonomi islam berbeda-beda. Berbicara tentang ekonomi islam, tidak lepas dari prinsip yang menjadi landasannya. Prinsip dasar yang membedakan ekonomi islam dan ekonomi konvensional ialah Tauhidnya.  Itu yang menjadi landasan utama. Berbicara ekonomi islam tanpa landasan atau dasar hukum ialah nonsense.

Ada beberapa perbedaan mendasar antara ekonomi islam dan ekonomi konvensional:

1.    Kepemilikan: dalam ekonomi islam kepemilikan hanya milik Allah, manusia hanya dititipi hak guna. Sedangkan dalam ekonomi konvensional itu memang miliknya/milik kita. Kita mencari harta untuk mencari keridhoan Allah.

2.     Keadilan dalam berusaha: adil dalam islam bukan mendapatkan hak yang sama rata. Tapi adil adalah sesuai porsi. Ketika terjadi sesuatu kafarat atau denda yang diberikan berbeda. Karena disini yang dilanggar bukan uangnya, tetapi perjanjiannya.

3.     Kerja sama dalam kebaikan: misalnya pembiayaan yang disalurkan melalui perbankan syariah melewati banyak proses. Prosesnya seperti solat 5 waktu, diawali takbiratul ihram, diakhiri salam. Dan jika nasabah tidak memenuhi kriteria pinjaman maka kredit tidak akan diberikan.

4.     Pertumbuhan yang seimbang: seperti penyaluran kredit, dan hal-hal yang berkaitan dengan transaksi tersebut, harus seimbang antara dunia dan akhirat.

Merujuk pada perkataan ustad Setio Marsudi bisnis syariah secara umum sama seperti usaha lainnya, hanya menyesuaikan dengan aturan syariah. Bisnis syariah adalah bisnis yang tetap membawa nilai akidah dalam bisnisnya. Contoh, dagang. Dalam islam dagang diperbolehkan yang tidak diperbolehkan ialah menimbun untuk dijual dengan harga tinggi. Yang kedua tidak boleh merusak pasar, misalnya harga pasar yang diberikan ialah Rp.2.000 maka jangan dijual seharga Rp.7.000. Yang ketiga, dagang tapi menyembunyikan cacat.

Dalam berdagang lebih baik dilakukan dengan akad. Namun, pada dasarnya akad itu telah terjadi meskipun tidak diucapkan. Akad itu tetap sampai karena inti dari akad adalah pesan sampai, yang dikasih pesan menerima. Maka transaksi tersebut sudah sah. Karena jelas barangnya, jelas orangnya, dan jelas pembayarannya.

Maka dari itu, pelajari ekonomi syariah dengan benar, terapkan dengan benar, jangan mendengarkan kata orang. Allah tidak melihat berapa besar yang kamu berikan, tetapi perjuangan yang kamu berikan.

Sesi Tanya-jawab:

Pertanyaan: Bagaimana bila kita sebagai mahasiswa ingin memulai investasi di reksadana?

Jawaban: Kalau mau jadi pemodal, sebenarnya untuk sekarang terlalu dini karena kita belum menguasai bisnis. Kita harus memahami bisnis itu seperti apa, koridornya syariah atau enggak, profitnya bagaimana, tingkat resikonya dsb. Harus dianalisis dulu.

Akhir kata, ekonomi syariah itu dari Allah dan itu akan memudahkan kehidupan anda di kemudian hari. Memang berat, tapi allah akan beri banyak kemudahan. Memperjuangkan agama Allah seperti memegang bara api, tapi Allah tidak akan membiarkan perjuangan itu.