Kelas : Awal
Pemateri : Irham Khalid Gymnastiar
Tanggal : 10 Oktober 2020
Pemikiran Itu Merupakan Peradaban
Tujuannya Perkonomian Islam adalah kemaslahatan umat. Harus yakin bahwa Ekonomi Islam itu lahir sejak Rasulullah SAW diutus sebagai rasul untuk peradaban seluruh umat. Standar kehidupan manusia dilihat dari segi ekonomi. Jika kita memiliki ekonomi baik maka hidup kita baik. Ketika orang tidak memiliki keimanan yang baik dalam perekonomian akan terjadi kecurangan. Kita lihat sejarah, Allah menurunkan Rasul Di Negeri Jazirah Arab. Jazirah Arab merupakan negara yang belum tersentuh Filsafat Kebaratan. Kemudian perekonomian Rabbani ini turun ke Khalifah Utsman Bin Affan.
Waktu zaman Khalifah, ada sebuah Sumur. Dimana pada zaat itu, masyarakat kekurangan air, sehingga masyarakat membuat harga air naik. Utsman bin Affan mencoba bernegosiasi dengan orang Quraisy untuk membelinya. Namun akhirnya Utsman Bin Affan hanya bisa menyewa sumur air itu. Ketika waktu pada persewaan sumur itu, Utsman Bin Affan mengeluarkan uang sangat banyak dan Utsman Bin Affan menyuruh masyarakat mengambil air sebanyak-banyaknya. Ketika sumur kembali kepada kafir Quraisy, masyakarat tidak membeli air karena sudah memiliki stok. Akhirnya, orang Quraisy menyerah karena pada saat mereka menjual air masyarakat tidak mau membeli. Akhirnya orang Quraisy menjual sumurnya kepada Utsman Bin Affan.
Tokoh-tokoh Pemikiran Ekonomi Islam Pada Fase Pertama
1. Zaid bin Ali (80-120H./699-738M)
Zaid adalah pengagas awal penjualan suatu komoditi secara kredit dengan harga yang lebih tinggi dari harga tunai.
2. Abu Hanifah (80-150H/699-767M)
Abu Hanifah merupakan seorang fuqaha terkenal yang juga seorang pedagang dikota Kufah yang ketika itu merupakan pusat aktivitas perdagangan dan perekonomian yang sedang maju dan berkembang. Semasa hidupnya, salah satu transaksi yang sangat populer adalah Salam, yaitu menjual barang yang akan dikirimkan kemudian, sedangkan pembayaran dilakukan secara tunai pada waktu akad disepakati.
3. Abu Yusuf (113-183 H/731-798 M)
Penekanan terhadap tanggung jawab penguasa merupakan tema pemikiran ekonomi islam yang selalu dikaji sejak awal. Tema ini pula yang ditentukan Abu Yusuf dalam surat panjang yang dikirimkannya kepada penguasa Dinasti Abbasiyah, Khalifah Harun Ar-Rasyid. Di kemudian hari, surat yang membahas tentang pertanian dan perpajakan tersebut dikenal sebagai kitab Al-Kharaj.
4. Muhammad bin Hasan Al-Syaibani (132-189 H/750-804 M)
Salah satu rekan sejawat Abu Yusuf dalam Mazhab Hanafiyah adalah Muhammad bin Hasan Al-Syaibani. Risalah kecilnya yang berjudul Al-Ihtisab fi Ar-Rizq Al-Mustathab membahas pendapatan dan belajar rumah tangga.
5. Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M)
Salah satu pandangan Ibnu Miskawaih yang terkait dengan aktivitas ekonomi adalah tentang pertukaran dan peranan uang.
6. Abu abdulillah Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amirbin Amr bin al-Haris bin Ghaiman bin Justsail bin Amr bin al-Haris Dzi Ashbah
Imam Malik dilahirkan di Madinah al Munawwaroh. Malik bin Anas menyusun kompilasi hadist dan ucapan para sahabat dalam buku yang terkenal hingga kini, Al-Muwatta.
Pemikiran ekonominya adalah sebagai berikut :
Bahwa penguasa mempunyai tanggung jawab untuk menyejahterakan rakyat, memenuhi kebutuhan rakyat seperti halnya yang juga dilakukan oleh Umar bin Khattab.
Menerapkan prinsip atau azaz Al-Maslahah dan Al-Mursalah. Al-Maslahah dapat diartikan sebagai azaz manfaat dan juga bisa diartikan dengan kebebasan, kegunaan, yakni masyarakat banyak. Dengan pendekatan kedua azaz ini, Imam Malik bin Anas, mengakui bahwa pemerintah islam memiliki hak untuk memunggut pajak, bila diperlukan melebihi dari jumlah yang ditetapkan secara khusus dalam syari’ah.
7. Ibnu khaldun
Dimana ekonomi harus disetarakan antara akal dan manusia dalam hajat kehidupan berekonomi.
8. Ibnu Taimiyah
Politik Rabbani
Fungsi tugas pemerintah dan rakyat tanpa mendzolimi pemerintah dan rakyat
di Indonesia Kita juga jangan melewatkan tokoh-tokoh ekonomi Islam seperti Adimarwan Karim.
Penutup
Kita ingin selamat, maka carilah ekonomi yang memaslahatkan umat.
Allah Ta'ala berfirman :
ٱلَّذِىٓ أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍۭ
Artinya : "Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan." (QS. Quraisy : 4)
وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ وَسَتُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Artinya : "Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan" (QS. At-Taubah : 105).
Posting Komentar